Jangan Pusing Melihat Sikap Suporter Sepakbola

Terkadang, mereka sangat mudah membenci, namun mudah pula mencintai.

Selama gelaran musim 2016/17 ini, salah satu hal paling membosankan yang saya perhatikan adalah ulasan terkait masa depan Arsene Wenger. Ya, manajer ‘abadi’ The Gunners ini sedang digoyang singgasananya. Setelah tanpa gelar di musim 2015/16, di musim ini pun langkah Arsenal di bawah asuhannya tidak berjalan mulus. Seperti biasa, penyakit inkonsistensi Arsenal kumat lagi. Akibatnya, Arsenal pun terlempar dari persaingan gelar Premier League di awal tahun. Puncaknya tentu saja saat disingkirkan Bayern Munchen di babak 16 besar Liga Champions dengan agregat 2-10.

Praktis setelah itu, ulasan tentang perginya Wenger dari Arsenal pun semakin banyak beredar di media massa. Saking banyaknya sampai banyak yang saya lewatkan. Desakan para Gooners yang sudah tak lagi di belakang Wenger pun semakin mengeras.

Mulai dari maraknya #WengerOut di media sosial hingga desakan mundur lewat spanduk-spanduk di dalam stadion pun bisa kita temui dengan mudah. Ucapan ‘enough is enough, time to go’ pun terdengar seperti kemuakan mereka melihat keringnya prestasi tim asal London Utara itu. Apalagi di akhir musim Arsenal hanya duduk di posisi kelima dan gagal lolos ke Liga Champions musim depan. Makin ngamuklah mereka.

Bagaimana dengan mereka yang masih mendukung sang profesor? Bisa jadi mereka outnumbered (kalah jumlah), masih bingung apakah harus membela Wenger atau tidak, lebih memilih diam, atau tak begitu mempermasalahkan siapapun manajernya. Dalam sebuah percakapan dengan seorang teman yang merupakan Gooners sejak lama, sebut saja namanya Aal, saya mengetahui bahwa ia adalah golongan yang terakhir. Ia menyukai gaya main Arsenal dan tak mempedulikan mereka juara atau tidak. Memang, ia ingin Arsenal menang dan juara, tapi ia ingin permainan yang menghibur juga. Ada juga ya tipe suporter seperti ini.    

Oke, bila kita lihat sekilas, suara untuk WengerOut lebih unggul ketimbang WengerIn. Tapi itu sebelum final Piala FA berlangsung pada 27 Mei lalu. Setelah peluit panjang dibunyikan dan Arsenal resmi meraih gelar Piala FA ketiga mereka dalam 4 musim, semua pun berubah.

Setelah kemenangan 2-1 atas Chelsea tersebut, semangat WengerIn muncul lagi ke permukaan. Bahkan spanduk dukungan unuk Wenger pun muncul juga di stadion Wembley setelah pertandingan usai. Selain itu, dukungan untuk mempertahankan Wenger pun menguat di ranah media sosial, meskipun kesimpulan sangat dangkal karena hanya berdasarkan hasil voting di media sosial yang skalanya lokal. Namun setidaknya ada sesuatu yang bisa terlihat, yaitu kenyataan bahwa sebuah gelar bisa mengubah hati suporter, meski tak berlaku pada semuanya.

QuickMemo+_2017-05-28-23-00-25-1
Lumayan. Lebih dari 3000 voters ingin Wenger bertahan, meskipun tidak jelas mereka adalah Gooners atau bukan.

Aneh ya? Ga juga sebenarnya. Memang kenyataannya demikian. Saat Max Allegri datang ke Juventus menggantikan Antonio Conte pun pada awalnya ia dicaci para Juventini, bahkan dilempar telur. Tapi sekarang? Semua Juventini memujinya. Apalagi dengan durasi waktu yang sama, raihan gelarnya jauh lebih banyak ketimbang Conte. Ya, pada dasarnya, dukungan karena gelar itu merupakan hal lumrah. Ini dikarenakan jumlah orang yang mendukung sebuah klub karena alasan prestasi pun tak sedikit.

Sama-sama menggelikan

Bagi Gooners yang masih ingin Wenger mundur, sebenarnya saya sedikit memahami mereka. Bagi mereka, 5 trofi dalam 12 tahun bukanlah hal yang bagus. Apalagi 2 diantaranya ‘hanyalah’ Community Shield, yang diraih dengan sekali main. Sebagai sebuah klub besar, tentu hasil itu tak cukup bagus, meski harusnya disyukuri.

Hanya saja, menjadi sebuah hal yang lucu bagi saya kala memikirkan satu hal. Apakah Arsenal benar-benar sebesar itu? Apakah saat ini mereka benar-benar tim yang mampu meraup semua gelar di kompetisi yang mereka ikuti, atau sekedar tim yang hanya mampu memberikan tekanan kepada klub-klub lain yang benar-benar besar? Barangkali sebelum menuntut, para suporter memang harus melihat ke sana.

Bisa jadi, level Arsenal sekarang memang sedang ‘menurun’. Kecuali, manajemen memutuskan mengganti Wenger dan manajer baru ternyata bisa memberi banyak gelar pada Arsenal, barulah hipotesis ‘Wenger-lah alasan dibalik kekeringan gelar yang dialami Arsenal’ menjadi terbukti. Karena bisa saja kualitas Arsenal menurun justru bukan karena Wenger, melainkan manajemen klub sendiri yang tak menjalankan klub dengan benar. Kalau memang demikian, siapapun pelatihnya ga akan ngaruh.

Sementara bagi para Gooners yang ingin Wenger bertahan, rasanya lucu bila mengingat beberapa waktu terakhir sebelum final Piala FA, suara dukungan itu tak begitu bergaung. Apakah karena saya tak berada dalam forum diskusi suporter Arsenal? Atau mereka menunggu Wenger meraih gelar dulu baru bersuara? Atau dulunya mereka ada di pihak yang ingin Wenger keluar, lalu ‘membelot’? Atau karena mereka malas berdebat dengan pihak WengerOut? Semuanya mungkin saja.

***

Dilansir dari Squawka, Wenger akan mengadakan rapat (dengan manajemen) pada Selasa, 30 Mei nanti untuk membahas masa depannya. Ia bilang pada Rabu atau Kamis semuanya akan jelas. Well, jika ia memutuskan bertahan, rasanya ia akan mendapat banyak siulan negatif lagi, karena dukungan WengerOut pun rasanya masih besar, meskipun kini mereka sedikit lebih hormat pada Wenger. Namun bila ia meraih gelar lagi pada akhir musim depan, mungkin saja ia bisa bertahan lebih lama.

DA22xijUAAA_-9j
Bisa jadi, ini trofi terakhir yang diangkat Wenger bersama Arsenal.

Hanya saja, bila akhirnya ia memutuskan untuk menyudahi masa baktinya di Arsenal pada musim panas ini, rasanya tak akan ada pihak yang mencegah kepergiannya dan protes turun ke jalan. Malah akan menjadi seru untuk disimak, apakah pergantian manajer bisa membawa Arsenal ke puncak kejayaan atau tidak.

Namun yang pasti, dari kisah Wenger selama satu musim terakhir ini saja kita bisa melihat bahwa kelakuan suporter itu bisa berubah-ubah dengan drastis. Hari ini teriak pecat, namun besoknya bisa diam, bahkan balik mendukung karena orang yang mereka hujat memberi mereka gelar, sesuai keinginan mereka. Bukan cuma Arsenal (mereka hanya contoh), tapi semua klub, terutama klub-kub besar. Jangan pusing dan heran melihat ulah mereka ya.

* Kabar terbaru, akhirnya kontrak Wenger diperpanjang 2 tahun. 

Foto : squawka, panditfootball, fourfourtwo

Leave a comment